Aku yang tidak konsisten mengurus blog ini sadar, kadang kalau nggak capek ngetik tiba-tiba pengen ngetik cerita. Apalagi sekarang aku menghabiskan waktu di Yogyakarta, kota yang kata orang-orang istimewa. Sayangnya, aku belum menemukan istimewanya Jogja bagiku itu apa aja. Resolusi dari kemarin-kemarin masih sebatas angan-angan. Buktinya yaa nggak ada tulisan yang benar-benar publish, cuma kesimpen di draft. Harapannya bisa aktif di blog ini mulai tahun 2020. Lumayan kan hasil jalan-jalan di Jogja bisa dibagi di sini juga.
Hari ini terasa begitu cepat datang. Hari dimana aku harus berperang melawan kertas-kertas diam tak berdaya namun mempunyai efek yang sangat besar jika bisa menaklukkan lembaran kertas tipis itu. Malam ini, tidurku tidak terlalu nyenyak. Apakah aku tegang?kurasa tidak. Entah mengapa 2 malam terakhir ini aku susah tidur, yaa mungkin karena hari ini. Terdengar alam membangunkan umat manusia untuk melaksanakan shalat Subuh. Dalam rasa dingin dan lapar, aku dan dua temanku bergegas menuju tempat panggilan alam saat pagi hari. Waktu kami tidak banyak, kami harus sesegera mungkin merapikan diri, sarapan, dll. Kami bertiga hanya sarapan mie instan (mi Sedaap goreng 2 bungkus). Disepiring bertiga itu aku hanya makan 1 sendok (dikit banget kan) takut pas jalan ke Ubhara muntah (karena kalau pagi aku pasti ngerasain yang namanya “neg”, Dari pagi aku udah minim Sprite jadi yaa mudah-mudahan nggak ngrusak suasana). Sekitar pukul 06.00 WIB kami berangkat menuju UBHARA (Universitas Bhayangkar
Komentar
Posting Komentar