Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

PARU-PARUKU

Paru-paruku..... Satu demi satu.... Dua demi dua.... Tiga demi tiga.... Seratus sudah aku menanam mu Setiap hari aku merawatmu Kami hidup... Kami sehat... Semua karenamu... Namun,, sekarang mereka kejam denganmu... Kau hanya semacam kertas yang bisa di robek-robek di injak injak... tak pernah peduli dengan anak cucunya.... rasa peduli mereka hanya untuk uang.... paru-paruku... buatlah mereka sadar akan pentingnya dirimu... karena kau bagaikan pelindung... melindungi setiap tubuh ini.. memberikan keindahan di jiwa setiap insan.. aku akan menjagamu selayaknya kau menjagaku... Karya : Retno Asrofa

Sakit Hatiku di Akhir Bulan

saya seorang remaja desa yang pendiam. Sehari-hari penampilan saya seperti apa adanya. Tidak berlebihan, sama sekali tidak wawwww. Penampilan saya sangat sederhana dibanding teman-teman saya di kelas. Seolah-olah saya hanya bagian kecil yang sudah tidak diperlukan lagi. Mereka sering mengolok - olok penampilan saya yang sangat-sangat biasa. Seragam biasa, berkerudung ala kadarnya. Hanya sebuah jarum pentul dan sebuah pin adiwiyata. Sebenarnya, pin adiwiyata itu wajib dipakai oleh semua siswa. Namun lambat laun kewajiban itu sirna. Para siswa sudah malu mengenakan itu lagi. Mereka beralih ke bros-bros cantik nan unik. Saya juga ingin memakainya , tapi saya bingung. Haruskah saya melepas kewajiban atas dasar malu karena di sekolah sudah banyak siswa yang tidak memakainya. Atau tetap memakainya karena jabatan saya sebagai sekretaris di organisasi inti sekolah?. Akhirnya saya putuskan untuk tetap memakainya. Saya tetap bertahan memakainya walaupun sering diolok-olok karena tidak